Menkes Terawan Dalam Bilik Tempo

oleh -

Oleh : Luzian Pratama

Masih ingat dengan karikatur bayangan hidung Pinikio? Sebuah karikatur cover majalah yang dikeluarkan Tempo beberapa waktu lalu. Karikatur itu sempat menghebohkan publik, menuduh Koran Tempo menghina Presiden Joko Widodo.

Tepat pada 24 Maret, Tempo kembali menghebohkan publik dengan judul “Terawan Mundurlah”. Ada apa Tempo bikin judul sekeras itu? Kenapa media-media besar lainnya hanya diam?

Jika judul tersebut sekeras itu dilontarkan Tempo kepada Menkes Terawan, bukankah itu arti hilangnya rasa simpati terhadap langkah-langkah yang dibuat Menkes Terawan di tengah wabah Corona saat sekarang ini.

Baca Juga;  Di Rohil, Zero PDP Tapi ODP Sebanyak 411 Orang. Panipahan Tertinggi

Rasanya tak perlu media lain untuk publik ini, jika Tempo mampu menjadi perwakilan. Memang lebih sering, Tempo mewakili perasaan publik ini. Lebih sering mementingkan kepentingan publik daripada kepentingannya sebagai media. Ya begitulah sejatinya peran media dan para jurnalis.

Kembali kepada Terawan, seorang Menteri pilihan Jokowi yang notabene dinilai berhasil melakukan sejumlah operasi pada kasus penyakit yang krusial.

Lain halnya dengan sekarang, Terawan dinilai terlihat santai dan cengar-cengir saja dalam mengantisipasi penularan virus Corona atau Covid-19. Publik melihat kebijakan Terawan dalam mengurus kesehatan masyarakat tidak serius.

Baca Juga;  Kondisi Pasien Positif Covid-19 di Bukittinggi Mulai Membaik

Di tangan-tangan tenaga kesehatan lah kini nasib rakyat Indonesia bergantung. Menghadapi wabah corona. Mereka berjibaku siang malam untuk menyelamatkan manusia-manusia Republik ini. Tak ayal, jika suatu waktu mereka juga akan tertular.

Ada beberapa alasan yang dikemukakan Koran Tempo, mengapa Terawan selayaknya mundur. Pertama, sikap Terawan selaku penanggung jawab utama dalam menjaga kesehatan masyarakat terlihat santai dan menganggap remeh wabah Corona itu sejak awal.

Bahkan ia pernah berucap nyeleneh, virus itu tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Tapi Apa faktanya, apakah ini jawaban untuk mulut Menkes Terawan?

Baca Juga;  Bantuan Terus Mengalir, Bupati Siak Bersyukur.

Kedua, wabah Covid 19 ini telah memasuki periode yang sangat mengkhawatirkan.

Pemerintah via Kementerian Kesehatan tidak mampu mengambil langkah-langkah cepat dan strategis untuk menyelamatkan jiwa masyarakat. Layaknya sebuah pesawat, negara ini sudah seperti tanpa pilot menghadapi Covid-19.

Ketiga, ketika para dokter dan tenaga medis berjibaku menolong para pasien, ternyata mereka itu tidak diberikan fasilitas keamanan yang memadai.

Penulis : Yanti Sugrianti

Gambar Gravatar
Yanti Sugrianti adalah Pemred gardaberita.com. Bersertifikat Wartawan Utama dan seorang Sarjana Ilmu Komunikasi.