Wabup Siak Hadiri Seminar Nasional Kota Pusaka Indonesia

oleh -
wakil-bupati-siak-husni-merza-saat-berada-di-kota-sawahlunto
Wakil Bupati Siak Husni Merza saat berada di Kota Sawahlunto. (gardaberita.com/Yanti)

SAWAHLUNTO (gardaberita.com) –Bersama 73 kabupaten/kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), Wakil Bupati Siak Husni Merza mengikuti seminar nasional kota Pusaka Indonesia, Sabtu (17/9/2022) pagi.

Seminar yang berlangsung di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat tersebut dihelat dalam rangka memperkuat jejaring kota Pusaka, di bawah wadah (JKPI). Selain perwakilan 73 kabupaten/kota, seminar juga dihadiri seluruh kementerian dan lembaga terkait.

“Acara ini sangat bagus. Bagaimana langkah-langkah ke depan untuk menjaga kota pusaka ini lebih baik lagi dan juga memilki efek ekonomi untuk pertumbuhan pariwisata di masing-masing daerah,” ungkap Wabup Husni.

Seminar yang ia ikuti, kata Husni, nantinya, akan melahirkan rekomendasi yang bermanfaat bagi Kabupaten Siak sebagai anggota JKPI.

“Kita sangat apresiasi Pemerintah Sawahlunto yang telah menyelenggarakan acara ini dengan baik. Acara ini selain rapat juga ajang silaturahmi dengan sesama anggota JKPI se Nusantara. Kita nantinya berharap akan ada rekomendasi yang di tidak lanjuti, baik berupa program dan juga peningkatan anggaran dari kementerian terkait,” paparnya.

Wali Kota Sawahlunto Deri Asta dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada undangan, anggota dan delegasi di seminar JKPI di Sawahlunto.

“Selamat datang kepada tamu undangan dan peserta di Kota Sawahlunto, sebuah kota kecil, tapi punya sejarah yang sangat besar, karena kota ini, menjadi sejarah revolusi dunia. Dan revolusi industri pertama di Eropa, ditemukannya mesin uap, membutuhkan bahan bakar yaitu batu bara. Dan di sinilah yang menjadi tambang batu bara pertama terbesar di Asia Tenggara pada tahun 1800an yang di bangun kolonial Belanda,” ucapnya.

Seiring berjalannya waktu Sawahlunto beralih fungsi, karena batu bara itu barang tambang yang habis. Tahun 1998 salah satu perusahan terbesar yaitu PT Bukit Asam menghentikan tambangnya. Dan Pindah ke Tanjung Enim, sehingga Sawahlunto hampir menjadi kota mati. Karena hampir 1/3 penduduk bekerja di tambang. Terjadi pergeseran penduduk yang luar biasa, Sawahlunto pada masa itu terjadi penurunan jumlah penduduk, Kota ekonominya hidup karena ada tambang, setelah tambang tutup hampir jadi kota mati.

Penulis : Yanti Sugrianti

Yanti Sugrianti adalah Pemred gardaberita.com. Bersertifikat Wartawan Utama dan seorang Sarjana Ilmu Komunikasi.