Lahar Dingin Gunung Marapi Terus Hantui Warga Sambut Lebaran

oleh -
banjir-lahar-dingin-gunung-marapi-menerjang-lima-nagari-di-kabupaten-tanah-datar-sumbar
Banjir lahar dingin Gunung Marapi menerjang lima Nagari di Kanupaten Tanah Datar, Sumbarm (gardaberita.com/Ist)

PADANGPANJANG (gardaberita.com) – Banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat masih terus mengepung sejumlah nagari (desa) di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat sejak Jumat (5/4/2024) malam.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar Ermon Revlin, mengatakan, banjir lahar dingin itu disebabkan oleh terjadinya hujan dengan intensitas tinggi di sekitaran puncak Gunung Api Marapi sehingga menciptakan aliran besar ke sungai-sungai yang berhulu di gunung tersebut.

Ermon menjelaskan, sebanyak lima nagari yang diterjang banjir lahar dingin Gunung Marapi yakni Nagari Aia Angek, Kecamatan X Koto, Nagari Sabu, Kecamatan Batipuh, Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Lima Kaum, dan Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab.

Baca Juga;  Lahar Dingin Gunung Marapi Putus Akses Padangpanjang - Bukittinggi

Hingga Senin (8/4/2024) kemarin banjir masih terus menerjang. Dalam berbagai video yang dibagikan warga setempat di media sosial, tampak air mengalir deras dari arah lereng Gunung Marapi.

Lokasi di kelok Lubuk Hantu, Desa Aie Angek yang dillintasi jalan lintas Padangpanjang – Bukittinggi, kembali menerjang akibat luapan dari kali membawa banjir yang cukup besar. Arus lalu lintas sempat terhenti.

Baca Juga;  Pemkab Aceh Tamiang Terima Bantuan Logistik dari Kemensos

Kondisi ini membuat warga setempat sangat cemas, karena banjir ini terjadi menjelang lebaran Idulfitri 1445 H.

Kalaksa BPBD Tanah Datar Ermon Revlin mengatakan banjir lahar hujan di Nagari Aia Angek mengakibatkan kerusakan tanggul dan badan jalan di sejumlah lokasi.

Sementara itu, katanya, di nagari lain, seperti di Kecamatan Lima Kaum, banjir lahar hujan menghanyutkan material, seperti potongan kayu dan batu, serta merusak lahan pertanian warga.