JAKARTA (gardaberita.com) — Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang rencananya akan diterapkan pada pekerja sektor formal, mendapat kritik tajam dari Mahfud MD, mantan Menko Polhukam.
Mahfud MD melalui akun X (twitter) resminya mengktitik program pemerintah Jokowi tersebut. Menurutnya , pemerintah perlu mempertimbangkan dengan matang suara publik terkait Tapera.
“Kalau tidak ada kebijakan jaminan betul-betul akan mendapat rumah dari pemerintah bagi penabung, maka hitungan matematisnya memang tidak masuk akal,” ujarnya, dikutip dari cnbc.com, Sabtu (1/6/2024).
Dia mengambil contoh, seorang karyawan yang mendapat gaji Rp5 juta per bulan. Bila mereka menabung selama 30 tahun melalui potongan gaji sekitar 3% per bulan, maka total nilainya hanya akan mencapai sekitar Rp100 juta.
“Untuk sekarang pun Rp100 juta takkan dapat rumah apalagi 30 tahun yang akan datang, ditambah bunganya sekali pun,” kata Mahfud.
Atau, orang yang mendapat gaji di atas Rp10 juta pun dalam 30 tahun akan terkumpul hanya sekitar Rp225 juta. Mereka pun Ini pada 30 tahun yang akan datang sulit dapat rumah.
“Sekarang pun sulit dapat rumah dengan uang Rp225 juta. Ada pun orang yang gajinya Rp15 juta misalnya lebih baik dibiarkan untuk mengambil kredit perumahan (KPR) sendiri sejak sekarang ke bank-bank Pemerintah. Mungkin jatuhnya malah lebih murah daripada menabung 3% per bulan,” ulas Mahfud.
“Apa ada kebijakan yang menjamin para penabung untuk betul-betul dapat rumah? Penjelasan tentang ini yang ditunggu publik,” lanjutnya.
Lebih lanjut, mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu memahami, potongan tabungan 3% per bulan untuk Tapera ada bunganya. Tapi akumulasi bunga itu sepertinya tidak akan punya arti signifikan bagi keseluruhannya untuk membeli sebuah rumah kelak.
“Terlebih bagi mereka yang harus berhenti kerja tak sampai 30 tahun, misal, karena pensiun atau sebab lain,” kata Mahfud.
Penjelasan Moeldoko...