SIAK, RIAU — Setelah ditutup selama dua periode akibat beberapa waktu lalu ada warga sekitar yang terkonfirmasi positif covid-19, kini pasar Mingguan Tanjung Geronggang, Mempura, Siak, kembali dibuka.
Pantauan gardaberita.com, Jum’at (12/6/2020), pasar yang berlokasi di Tanjung Geronggang, kelurahan Sungai Mempura, kecamatan Mempura, Siak, Riau itu, kembali dipadati pedagang. Hanya saja suasana pandemic kental terlihat, dimana lapak pedagang tidak lagi berhimpitan sebagaimana biasa, tapi diatur sedemikian rupa sehingga berjarak satu sama lain.
Tidak itu saja, para pedagang dan pengunjung, juga terlihat mengenakan masker.
Camat Mempura Desi Fefianti yang dikonfirmasi melalui sambungan telfon mengatakan, meski pasar dibuka, namun protokol Covid-19 harus tetap dilakukan, seperti menjaga jarak antar pembeli dan penjual, menyediakan tempat cuci tangan, dan menggunakan masker.
“Harus sesuai perotokol kesehatan” Tegasnya
Ketua pengurus Pasar, Khamar, mengaku senang pasar sudah kembali buka seperti biasanya. Dia juga mendukung penerapan protocol kesehatan di pasar tersebut.
“Kita atur jarak antar pedagang, yang biasonyo buka lapak di bahu jalan juga kita tertibkan dan diatur sedemikian rupa, supaya ado jarak dan tak sebabkan penumpukan pembeli, jadi jalan jugo tak tertutup, ado jaraklah antaro pedagang samo pembeli, jadi pembeli tak usah khawatir, selamo mengikuti protokol kesehatan, inshaallah samo- samo kita berdoa supayo aman”, ujarnya dengan logat melayu yang kental.
Sementara menurut Ketua RT di wilayah itu, Sopari, penutupan wilayahnya selama 14 hari berimbas kepada sumber pendapatan warga sekitar pasar, meski hanya seminggu sekali, kata dia, keberadaan pasar itu menjadi momen berharga untuk meraih rezeki.
“Memang pasarnya cuma seminggu sekali, pas hari jum’at saja, tapi momen itu lah yang dimanfaatkan warga sini untuk mencari uang, dengan adanya pasar ini, bukan cuma penjual saja yang diuntungkan, tapi pemuda tempatan juga bisa kita berdayakan untuk mengatur parkir, jadi dengan dibukanya kembali pasar ini, kami sangat senang”, ujar Sopari ditemui gardaberita.com, Jum’at (12/6/2020) di lokasi pasar..
Senada disampaikan salah seorang pedagang, Sobirin. Pemilik kedai yang menjual barang harian dilokasi itu,mengatakan, selama masa karantina mandiri yang diberlakukan di lingkungannya berdampak pada ekonomi keluarganya, pendapatan kedainya turun drastis, bahkan hampir tidak ada transaksi jual beli.
“Barang – barang di kedai kami ini banyak punya distributor, jadi barang itu kami hutang, pembayaran dilakukan belakangan setelah jangka waktu tertentu, artinya, habis tidak habis harus dibayar, itu yang bikin pusing, kedai gak ada transaksi jual beli, sementara barang harus dibayar, ditambah cicilan kendaraan”, keluh Sobirin.
Dia menambahkan, bantuan yang diberikan pemerintah sebanyak 2 kali, dirasa tidak mencukupi selama masa karantina berlangsung.
"Bantuan ada, alhamdulillah, cuma kami rasa tidak cukup,...